Proses feasibility study melibatkan serangkaian langkah atau tahapan yang dirancang untuk mengevaluasi kelayakan suatu proyek. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat dalam proses feasibility study:
1. Identifikasi Ide Proyek:
· Tahap awal
adalah mengidentifikasi ide proyek atau usaha baru yang akan dievaluasi. Ide
ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti peluang pasar baru, kebutuhan
pelanggan, atau inovasi produk atau layanan.
2. Penyusunan Tim Feasibility Study:
· Membentuk
tim atau kelompok kerja yang akan bertanggung jawab untuk melakukan feasibility
study. Tim ini biasanya terdiri dari ahli-ahli yang memiliki keahlian yang
relevan dalam bidang ekonomi, teknis, hukum, dan lainnya, tergantung pada sifat
proyek.
3. Studi Literatur dan Riset Pendahuluan:
· Melakukan
studi literatur dan riset pendahuluan untuk memahami lebih dalam tentang
industri terkait, tren pasar, dan aspek-aspek lain yang dapat mempengaruhi
kelayakan proyek.
4. Identifikasi Tujuan dan Kriteria Keberhasilan:
· Menetapkan
tujuan proyek dan menentukan kriteria keberhasilan yang akan digunakan untuk
mengevaluasi kelayakan. Kriteria ini dapat mencakup aspek finansial, teknis,
pemasaran, dan operasional.
5. Analisis Pasar (Market Analysis):
· Menganalisis
pasar untuk menentukan apakah ada permintaan yang cukup untuk produk atau
layanan yang akan dihasilkan oleh proyek. Ini melibatkan penelitian pasar,
analisis pesaing, dan identifikasi peluang dan tantangan pasar.
6. Evaluasi Kelayakan Ekonomi (Economic Feasibility)
· Melakukan
analisis biaya dan manfaat untuk menilai apakah proyek dapat memberikan
keuntungan finansial yang memadai. Ini mencakup perhitungan ROI, net present
value (NPV), dan internal rate of return (IRR).
7. Analisis Kelayakan Teknis (Technical Feasibility):
· Menilai
apakah teknologi yang diperlukan untuk menjalankan proyek tersedia dan dapat
diimplementasikan. Ini melibatkan evaluasi infrastruktur, sumber daya teknis,
dan kemampuan teknologi.
8. Analisis Kelayakan Hukum dan Regulasi (Legal
Feasibility):
· Mengevaluasi
apakah proyek mematuhi semua peraturan dan hukum yang berlaku. Ini mencakup
pemahaman tentang izin yang diperlukan, peraturan lingkungan, dan ketentuan
hukum lainnya.
9. Penilaian Kelayakan Sumber Daya Manusia
(Operational Feasibility):
· Menilai
apakah organisasi memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk menjalankan
proyek. Ini mencakup evaluasi keahlian yang diperlukan dan dampak operasional
pada organisasi.
10.Analisis Kelayakan Lingkungan (Environmental
Feasibility):
· Mengevaluasi
dampak proyek terhadap lingkungan, termasuk analisis dampak lingkungan dan
langkah-langkah yang diambil untuk meminimalkan dampak negatif.
11.Analisis Risiko dan Kendala (Risk Analysis):
· Mengidentifikasi
dan mengevaluasi risiko-risiko yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek,
serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola risiko tersebut.
12.Penyusunan Laporan Feasibility Study:
· Menyusun
laporan feasibility study yang mencakup temuan-temuan dari semua analisis yang
telah dilakukan. Laporan ini harus memberikan dasar yang kuat bagi pengambil
keputusan untuk menentukan apakah proyek tersebut layak atau tidak.
13.Pengambilan Keputusan:
· Berdasarkan
laporan feasibility study, tim atau pengambil keputusan dapat menentukan apakah
proyek tersebut akan dilanjutkan atau tidak. Keputusan ini harus
mempertimbangkan semua aspek kelayakan yang telah dievaluasi.
Proses feasibility study dapat bervariasi tergantung pada jenis proyek dan industri yang terlibat. Namun, langkah-langkah di atas memberikan gambaran umum tentang proses evaluasi yang umumnya dilakukan dalam feasibility study. Dapat menggunakan jasa studi kelayakan dengan menghubungi kontak kami pada website ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar